Kehamilan sudah selayaknya memberikan kebahagiaan tersendiri bagi setiap pasangan, terutama bagi pasangan yang lama menantikan kehadiran anak. Namun, perempuan harus siap bahwa kehamilan juga berpotensi mendatangkan masalah. "Tetapi mereka sering tidak menyadari masalah ini karena dianggap masalah biasa. Salah satunya adalah masalah keputihan," ungkap dr Tri Yuniarti, SpOG, saat talkshow "Rahasia Ibu Hamil Sehat & Janin Sehat dan Cerdas" yang diadakan Tabloid Nakita di RS Yadika, Kebayoran Lama, beberapa waktu lalu.
Menurut dr Yuni, keputihan pada dasarnya masalah yang normal, karena adanya reaksi berbagai hormon dalam tubuh selama hamil. Namun keputihan akan menjadi tidak normal jika memiliki warna putih pekat atau berwarna, berbau, dan menyebabkan gatal yang hebat pada vagina. "Jika sudah seperti ini, keputihan ini harus diatasi dan dikonsultasikan ke dokter agar tidak semakin parah," ujar Yuni.
Jika tidak diatasi sesegera mungkin, keputihan yang tidak normal ini bisa menginfeksi janin dan menimbulkan masalah baru pada ibu hamil. Infeksi vagina yang parah juga berpeluang menyebabkan infeksi pada janin, yang berakibat pada kemungkinan keguguran yang cukup besar. "Karena pada dasarnya, keputihan ini kan kotoran. Jika tidak diatasi atau segera dibersihkan, bisa mengganggu janin," bebernya.
Ketika mengalami keputihan, terutama saat hamil, sebaiknya kita selalu menjaga kebersihan vagina dengan sering mengganti pakaian dalam. Keputihan yang keluar pada pakaian dalam akan membuat pakaian dalam terasa lembab. Penggantian pakaian dalam sesering mungkin akan membantu untuk menjaga vagina selalu kering.
"Kelembaban dalam vagina akibat keputihan ini merupakan lahan subur bagi perkembangan bakteri dan juga jamur yang bisa mengganggu kesehatan vagina dan janin," ujarnya. Selain itu, kondisi pakaian dalam yang basah dan lembab akibat keputihan juga akan mengganggu kenyamanan beraktivitas.
Jangan gunakan pantyliner
Karena malas untuk sering-sering mengganti pakaian dalam, banyak perempuan memilih menggunakan pantyliner. Meski terkesan lebih praktis, namun sebenarnya pantyliner tidak disarankan untuk digunakan, terlebih dalam waktu yang lama. "Pantyliner sendiri sebenarnya mengandung berbagai zat yang mungkin saja bisa menimbulkan alergi atau reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang," bebernya.
Walaupun sebenarnya pantyliner punya prinsip yang sama dengan pembalut yang digunakan ketika sedang datang bulan, namun keputihan tidak bisa diprediksi berapa lama akan berlangsung. "Ketika menggunakan pembalut datang bulan, hanya berkisar paling lama seminggu, jadi tidak masalah. Namun, memakai pantyliner untuk sehari-hari akan berbahaya karena sebenarnya ini terbuat dari berbagai bahan kimia. Keputihan yang tak bisa diprediksi sampai berapa lama juga jadi masalah sendiri," paparnya.
Selain adanya kandungan bahan kimia yang kemungkinan bisa menyebabkan alergi, perhatikan juga jenis-jenis pantyliner. Salah satunya yang akan menjaga Anda tetap merasa kering ketika keputihan. "Ini sebenarnya yang paling berbahaya, karena dengan adanya kenyamanan bahwa kita selalu merasa kering saat keputihan, kita justru akan lalai menjaga kebersihan vagina dari keputihan, dan menyebabkan alergi," pungkasnya.
(sumber: female.kompas.com)
Menurut dr Yuni, keputihan pada dasarnya masalah yang normal, karena adanya reaksi berbagai hormon dalam tubuh selama hamil. Namun keputihan akan menjadi tidak normal jika memiliki warna putih pekat atau berwarna, berbau, dan menyebabkan gatal yang hebat pada vagina. "Jika sudah seperti ini, keputihan ini harus diatasi dan dikonsultasikan ke dokter agar tidak semakin parah," ujar Yuni.
Jika tidak diatasi sesegera mungkin, keputihan yang tidak normal ini bisa menginfeksi janin dan menimbulkan masalah baru pada ibu hamil. Infeksi vagina yang parah juga berpeluang menyebabkan infeksi pada janin, yang berakibat pada kemungkinan keguguran yang cukup besar. "Karena pada dasarnya, keputihan ini kan kotoran. Jika tidak diatasi atau segera dibersihkan, bisa mengganggu janin," bebernya.
Ketika mengalami keputihan, terutama saat hamil, sebaiknya kita selalu menjaga kebersihan vagina dengan sering mengganti pakaian dalam. Keputihan yang keluar pada pakaian dalam akan membuat pakaian dalam terasa lembab. Penggantian pakaian dalam sesering mungkin akan membantu untuk menjaga vagina selalu kering.
"Kelembaban dalam vagina akibat keputihan ini merupakan lahan subur bagi perkembangan bakteri dan juga jamur yang bisa mengganggu kesehatan vagina dan janin," ujarnya. Selain itu, kondisi pakaian dalam yang basah dan lembab akibat keputihan juga akan mengganggu kenyamanan beraktivitas.
Jangan gunakan pantyliner
Karena malas untuk sering-sering mengganti pakaian dalam, banyak perempuan memilih menggunakan pantyliner. Meski terkesan lebih praktis, namun sebenarnya pantyliner tidak disarankan untuk digunakan, terlebih dalam waktu yang lama. "Pantyliner sendiri sebenarnya mengandung berbagai zat yang mungkin saja bisa menimbulkan alergi atau reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang," bebernya.
Walaupun sebenarnya pantyliner punya prinsip yang sama dengan pembalut yang digunakan ketika sedang datang bulan, namun keputihan tidak bisa diprediksi berapa lama akan berlangsung. "Ketika menggunakan pembalut datang bulan, hanya berkisar paling lama seminggu, jadi tidak masalah. Namun, memakai pantyliner untuk sehari-hari akan berbahaya karena sebenarnya ini terbuat dari berbagai bahan kimia. Keputihan yang tak bisa diprediksi sampai berapa lama juga jadi masalah sendiri," paparnya.
Selain adanya kandungan bahan kimia yang kemungkinan bisa menyebabkan alergi, perhatikan juga jenis-jenis pantyliner. Salah satunya yang akan menjaga Anda tetap merasa kering ketika keputihan. "Ini sebenarnya yang paling berbahaya, karena dengan adanya kenyamanan bahwa kita selalu merasa kering saat keputihan, kita justru akan lalai menjaga kebersihan vagina dari keputihan, dan menyebabkan alergi," pungkasnya.
(sumber: female.kompas.com)
Jangan Gunakan "Pantyliner" Saat Keputihan
4/
5
Oleh
Unknown